Resensi Film

Susah sinyal | Film komedi bermakna moral | Ulasan Film

Resensi by : Funky Tri Doretta

susah-sinyal-poster

Sejak menikmati Ngenest (2015) dan Cek toko Sebelah (2016), saya memang jadi kegandrungan mengikuti film-film besutan Ernest. Menutup Tour de Cinema akhir tahun ini, saya tidak mau kehabisan kesempatan menikmati film teranyarnya “Susah Sinyal (2017)”. Mari kita bahas film keluarga yang kocak ini J

                TEMA & ALUR CERITA

Di film keduanya (Cek toko Sebelah, 2016) setahun lalu,  sempat menjadi pertanyaan diantara kalangan penikmat film komedi, kenapa sih film2 Ernest jauh lebih sukses dan meledak disbanding dengan film2 Komika satunya? Padahal komika satunya itu jauh lebih senior dibanding dengan dirinya. Dulu saya juga sempat bingung dengan letak perbedaan keduanya, sampai saya menuntaskan Susah Sinyal, saya kemudian menemukan kekuatan dari film-film Ernest.

Berbeda dengan film-film komedi lainnya, Film-film Ernest mengusung tema yang lebih mengena di masyarakat. Tema-tema yang memang dirasakan banyak terjadi di kehidupan sehari-hari. Tema-tema tersebut, tidak jauh-jauh dari keluarga yang merupakan bagian masyarakat terkecil. Tema itulah yang diusung oleh Ernest dalam film Cek Toko Sebelah (2016) dan Susah Sinyal kali ini. Polemik keluarga. Dengan tema yang sebenarnya penuh drama ini, maka boleh saya katakana sebenarnya film-film Ernest ini adalah Film serius yang dibalut dengan bumbu komedi. Disini, komedi adalah penyegar semata, bukan seutuhnya pesan yang ingin disampaikan.

Lanjutkan membaca “Susah sinyal | Film komedi bermakna moral | Ulasan Film”

Resensi Film

Jumanji 2 | Ketika kamu sadar hidup cuma sekali | Ulasan Film

Resensi By : Funky Tri Doretta

Jumanji 2

“Kamu hanya hidup 1 kali, tidak ada jalan pintas.

Jalani hidupmu sepenuhnya sehingga kamu tidak menyesalinya.

Terserah kamu mau menjalaninya seperti apa, lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk hidupmu”

Sebenarnya sih, nonton film ini ngga sengaja, lantaran sudah kehabisan tiket film yang diniatin mau ditonton. Sudah sampai di bioskop, maka tidak ada salahnya menonton film Jumanji yang denger-denger tidak kalah menarik. Dan setelah menamatkan film ini, jujur saya merasa sangat beruntung tadi kehabisan tiket yang berujung nonton film ini, karena ternyata film ini memang sangat keren dan layak untuk di tonton. Kita bahas yuk 🙂

Lanjutkan membaca “Jumanji 2 | Ketika kamu sadar hidup cuma sekali | Ulasan Film”

Coffee Corner

-ROCK STAR – (Tidak semua cita-cita baik)

Rock Star. Saya akhirnya menonton film itu setelah di rekomendasikan oleh sahabat saya, Ade Irawan. Ceritanya, Chris yang diperankan oleh Mark Wahlberg adalah seorang vocalis group band rock amatir bernama Blood Polution. Selama menjadi penyanyi amatir, Chris tentu saja bermimpi dan bercita-cita untuk menjadi penyanyi professional. Dia ingin menjadi vocalis group band papan atas, mempunyai banyak album yang terkenal dan bisa manggung disana sini. Impian ideal bagi seluruh musisi tentunya.

Takdir kemudian menjemput impian itu, Tuhan seolah menjabah doa-doanya. Chris direkrut menjadi vocalis oleh Band Rock terbaik dunia “Steel Dragon” yang baru saja memecat vocalis lamanya. Chris sama sekali tidak menyangka, karena selama ini Steel Dragon tidak lebih sebagai band idola baginya, band yang lagu-lagunya selalu dibawakan oleh chris bersama teman-temannya di Blood Polution. Tidak sulit bagi Chris untuk beradaptasi bersama “Steel Dragon”, dia hafal semua lagu-lagu Steel Dragon, dia juga mempunyai karakter vocal yang dibutuhkan oleh “Steel Dragon”.

Maka dengan cepat impian dan cita-cita itu tercapai. Chris menjadi vocalis group band papan atas, naik turun panggung kesana-kemari. Ketenaranpun dengan cepat mengikutinya, kesuksesan sudah berada di genggaman tangannya. Dia benar-benar menikmati menjadi seorang bintang. Alkohol, obat-obatan dan wanita menjadi pengisi kehidupannya.

Ditengah populeritas dan kesuksesannya, Chris merasa semakin kehilangan dirinya. Dia ditinggalkan oleh Emily (Jennifer Aniston) kekasihnya, terpisah dari keluarga dan sahabat-sahabat baiknya dahulu. Chris semakin merasakan kehampaan kehidupannya, hari-harinya hanya diisi oleh tur, wanita dan alcohol. Keriduan akan kehidupannya yang lawas membuatnya semakin bimbang. Dia begitu merindukan kekasih, Keluarga dan persahabatan yang dulu.

Ditengah aksi panggungnya, Chris akhirnya memutuskan untuk berhenti dari “Steel Dragon”. Dia kembali ke Pittsburg, kota dimana dia berasal. Chris melanjutkan persahabatannya dengan Rob, mantan gitarisnya semasa “Blood Poluttion” mereka berdua menjadi band pengisi di kafe. Chris juga akhirnya bersatu kembali dengan kekasihnya, Emily.

Film Rock Star diatas yang sangat memberikan inspirasi bagi saya. Saya mendapatkan banyak hikmah dari film tersebut. Selain, saya merasa bahwa saya pernah mempunyai pengalaman yang sedikit mirip dengan pengalaman Chris dalam film tersebut.

Selama rentang tahun 2007-2012, saya pernah menjadi engineer construction di dunia telco di Sumatera-Selatan. Selama rentang tahun tersebut, saya selalu berharap saya bisa dipindahkan ke area Yogya. Berkali-kali proposal mutasi saya ajukan kepada atasan, saya juga selalu berkomunikasi dengan tim di Yogya untuk menjalin silahturahmi dan mendapatkan informasi peluang posisi yang kosong disana. Tetapi, impian itu tetap tidak terjawab juga.

Saya tidak menyerah. Saya terus berdoa kepada Allah agar saya di beri jalan untuk pindah ke Yogya, tidak pernah henti, saya terus berdoa dan berdoa. Tetapi Allah saat tidak jua menjawab doa saya. Sampai saya resign pada tahun 2012, tugas terakhir saya masih di kota Palembang. Kecewa? Jujur iya walau sedikit (Maaf ya Allah). Saya sedih karena Allah tidak mengabulkan doa dan impian saya.

Seolah memberi jawaban atas doa-doa saya dahulu, Allah akhirnya memberi saya jalan untuk mencicip menjadi Engineer di daerah Yogyakarta. Beberapa bulan setelah resign, saya dipanggil kembali oleh kantor untuk diperbantukan di daerah Yogyakarta yang sedang kekurangan Engineer. Kantor meminta saya untuk membantu disana selama satu bulan, meskipun saya sudah resign. Tentu saja saya besedia, karena ini adalah impian dan cita-cita saya sejak lama untuk bekerja di Yogya. Saya lantas berangkat ke Yogya membantu kembali kantor. Tetapi, 1 bulan menjadi engineer di Yogya sama sekali tidak seindah yang saya bayangkan dulu. Permasalahan di Yogya ternyata jauh lebih kompleks ketimbang di Sumatera. Areanya sangat luas sampai ke perbatasan jawa barat dan jawa timur membuat hari-hari saya habis di jalanan dengan mobil sebagai tempat tinggal. Dengan target achievement 4 kali lipat, dibandingkan target saya selama menjadi engineer di Palembang, saya bekerja hampir sepanjang waktu termasuk hari libur.

Satu bulan menjadi engineer bantuan di Yogyakarta, Tuhan seolah memberitahu saya mengapa dulu Ia tidak pernah mengabulkan doa saya untuk menjadi engineer di Yogya. Tuhan tahu, bahwa menjadi Engineer di Yogya tidaklah senyaman yang saya perkirakan, dengan permasalahan yang secuil di Palembang saja saya sudah mengeluh, apalagi dengan permasalahan yang rumit seperti di Yogya. Dan Tuhan tahu, bahwa saya tidak akan kuat dengan tekanan yang ada. Dengan target yang tidak seberapa dan punya waktu libur di akhir pekan saja, saya masih sering kecapean. Apalagi dengan target di Yogya yang empat kali lipat, bisa bisa setiap bulan saya masuk rumah sakit. Tuhan tahu persis kemampuan mental dan fisik saya, itu sebabnya Ia tidak mengabulkan doa saya.

Ketika di Yogya, tiba-tiba saya bersyukur menghabiskan karir menjadi engineer di Palembang. Setidaknya aku masih mempunyai banyak waktu untuk diri saya sendiri. Saya masih mempunyai waktu untuk menulis, masih sempat berolah raga dan selalu mempunyai waktu untuk keuarga dan sahabat.

Tuhan, mengingatkan saya bahwa tidak semua cita-cita, harapan dan impian kita baik untuk diri dan kehidupan kita. Bahwa ketika kita merasa Tuhan tidak jua menjawab doa dan harpan kita, maka yang perlu kita lakukan bukanlah mengeluh, mengiba dan merengek kepada Tuhan untuk mewujudkan impian kita, melainkan mensyukuri apa yang sedang kita jalani dan dapatkan saat ini.

rock star

***