Dermaga.
Tempat ini selalu saja membuat aku terpesona. Selalu menyenangkan bagiku berada disini. Aku suka memandangi air yang mengalir dengan tenang. Memperhatikan kapal-kapal yang bersandar atau sekedar menikmati sejuknya tiupan sang bayu. Apalagi langit sedang melukiskan keindahannya dengan guratan-guratan cahaya senjanya.
Dengan kompisisi alamnya dermaga selalu menghadirkan sebuah ketenangan dan keheningan bagiku. Sesuatu yang menyediakan ruang yang luas untukku mencermati, meresapi dan merefleksi hidupku. Atau hanya untuk sekedar berdoa barangkali.
Aku masih ingin berada disini sebenarnya. Masih ingin menikmati kesunyian dan keheningan yang hikmad ini. Tapi sekali, lagi redup senja ini memanggilku. Mengingatkan aku bahwasanya segala sesuatunya ada batasan dan waktunya.
Dan disinilah saat ini aku berada, diambang batas diantara hari dan malam. Ambang batas yang mengingatkan aku untuk segera meninggalkan semua pesona yang masih memikatku ini. Ah, Waktu terasa begitu cepat berjalan, hanya sekejap saja mata berpaling tiba-tiba senja ini sudah akan usai. Entahlah, mungkin karena aku terlalu menikmati keindahan ini. Terbuai dan terlena hingga membuat aku lupa mengitung detik-detik yang berlalu.
Aku mengehela nafas yang panjang. Tenangnya air yang mengalir mengingatkan aku akan kehidupan. Kehidupan yang terus berjalan. Kehidupan mengalir menenggelamkan duka dan lara, mengapungkan kenangan, meniggalkan sesal yang mendalam, dan membawa harapan harapan, cita dan cinta yang tersisa. Kehidupan berjalan seperti air yang Air yang mengalir dengan tenang namun menghanyutkan. Menyadarkan bahwa aku tidak akan pernah dapat mengulang langkah yang telah aku pilih dan putuskan.
Ah, Senja semakin padam. Aku tersadar satu hal : Usia terus merambat… – Hampir Habis 2011 –
sei Gerong, 17 Desember 2011
Dear Kakak.
Kalau kakak buat surat lagi buat mama, tolong sampaikan juga salam kangen ayuk buat mama……ya
Permisi, saya mau minta izin untuk save foto nya🙏